dulu aku pernah mengenalmu, tapi tidak sedekat ini. kamu adalah pilihan orang tuaku yang dulu aku tidak pernah menganggapmu. bukan karena kamu yang tak pantas buat ku, melainkan kamu yang terlalu baik berdampingan denganku. seperti novel kang abik, mungkin aku mulai merasakan getaran cerita yang sama, getaran rasa yang sama. aku kini merasa malu jika aku yang dulu tidak menganggap mu menginginkanmu untuk mendampingiku, menyertakan namamu dalam doaku, menyertakan wajahmu didalam lamunanku.
disaat aku mulai menyerahkan semuanya kepada Tuhan, semenjak itulah namamu semakin dekat dipendengaran kalbuku, semakin keras mempompa nadiku, agar kamu bisa menjadi pendampingku. seolah olah kebahagian sudah pasti ada ketika kita bisa bersama. namun itu matematika ku dan akupun tidak tau matematika tuhan. hanya doa dipenghunjung sujudku agar kau bahagia selalu jika bersama ataupun tidak denganku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar